Friday, February 12, 2010

Psikologi Kucing

Psikologi Kucing

Gw punya teori tentang kucing. Tepatnya tentang jiwa kucing.
Menurut gw, kucing itu…

1. Gak punya ego, sebab kucing gak bisa berimajinasi. Pertanyaannya, apakah itu imajinasi? Dan apa hubungannya dengan ego? Apa beda otak kucing dengan manusia?

Imajinasi berharga dari ilmu pasti. Kata einstein, tapi bukan perkataan ini yang mo kita bahas.
Menurut gw, Imajinasi, adalah ‘gambaran’ baru yang muncul dikepala melalui penggabungan memori-memori di otak. Tanpa memori, tidak akan ada imajinasi. Karena memori-memori di kepala adalah implikasi dari keberadaan sel syaraf dan sistemnya, maka imajinasi adalah fenomena spontan yang terjadi akibat ‘kemampuan’ sel syaraf dan pola sistem syaraf itu.

Adapun mengenai hubungan antara imajinasi dan ego itu Begini,
Ukuran dan zat pembentuk sebuah sel syaraf manusia merupakan ‘kemampuan’ sel syaraf yang menimbulkan fenomena ‘memori/ingatan’ pada otak manusia.
Pola jaringan syaraf, mulai dari pola hubungan neuron-akson sampai posisi sistem syaraf otak kanan dan kiri beserta ‘onderdil’ lainnya di dalam kepala manusia, menimbulkan fenomena ‘mengingat/memanggil memori‘-‘memilah-memilih/menyesuaikan’-‘memutuskan’.
Dua fenomena inilah yang secara aksiomatis, menimbulkan fenomena imajinasi. Kemudian, semakin banyak memori yang dimiliki oleh otak, maka semakin besarlah daya imajinasi tersebut. Sampai pada kapasitas memori tertentu, imajinasi membentuk apa yang kita sebut sebagai ‘kesadaran’. Ego.

Mengenai perbandingan otak manusia dan kucing, maka Secara sederhana, kita katakan, ego terbentuk akibat adanya daya imajinasi, daya imajinasi terbentuk karena adanya hubungan antara memori-memori yang memadai, hubungan antara memori-memori yang memadai dibentuk oleh kandungan zat, ukuran, dan banyaknya sel-sel syaraf serta pola jaringan sel-sel syaraf tersebut. Kita tahu, otak kucing benar-benar kecil, gak sampai satu genggam. Dengan volum otak yang sedemikian, jumlah sel syarafnya sangat jauh lebih kecil dibandingkan dengan jumlah sel syaraf otak manusia. Belum lagi jika dibandingkan dengan kualitas zat (dalam hal kualitas rekaman sinyal listrik) dan ukuran sel syarafnya (dalam hal kapasitas rekaman) serta pola jaringan sel syaraf manusia. Oleh karena itu, kucing tidak memiliki 'saya' atau ego sebagaimana manusia.



2. Tentu saja, karena kucing gak punya ego, maka super ego pun, ia tak punya. Ia gak punya pandangan-pandangan seputar baik, buruk, benar, salah, dan seterusnya.

Hal ini sudah clear, sunsilk dan sony ericson sekaligus. gw pake simpati.

3. Sama seperti manusia, kucing punya sub ego. Sebab, ia mampu bergerak untuk memenuhi kebutuhan biologisnya. Maksudnya? kok sama seperti manusia?

Menurut freud, sub ego itu adalah alam bawah sadar manusia. Tentunya, sama seperti manusia, hewan juga memiliki alam bawah sadar.
Alam bawah sadar ini ‘dikuasai’ oleh hormon-hormon di dalam tubuh, terutama hormon yang berhubungan dengan reproduksi seperti endrogen dan hormon yang berkenaan dengan upaya untuk bertahan hidup seperti adrenalin. Semua gerak kucing (sama seperti manusia “tanpa tanpa pandangan”) baik yang ilmiah seperti pertumbuhan fisik maupun yang semi-alamiah seperti perkawinan, ‘dikendalikan oleh hormon-hormon/alam bawah sadar ini. Terkadang, kita sering menyebut alam bawah sadar ini dengan satu kata: nafsu.

Tapi, bagaimana dengan monyet sirkus dan bintang lainnya yang dapat bergerak untuk kepentingan lainnya selain untuk sekedar hidup?

O iya, sub ego atau Alam bawah sadar itu tidak hanya dibentuk oleh hormon-hormon biologis itu dari dalam, tapi juga dapat dibentuk oleh ‘paksaan’ dari luar. Seperti yang dilakukan ivan petrovic pavlov, seorang ahli pendidikan. Ia dapat membuat seekor anjing mengeluarkan liur menggunakan cahaya lampu tanpa adanya makanan di sekitar anjing itu. Para pemilik jasa hiburan keliling “topeng monyet” juga dapat melakukan hal ini. Mereka membuat monyet-monyet dapat memakai baju, melompat, beraksi sesuai dengan aba-aba yang diberikan oleh si pemilik. Pembentukan alam bawah sadar tidak terlalu sulit, para produsen biasa memperlakukan hal itu terhadap konsumennya melalui periklanannya, dan atau pemerintah atau elit-elit politik terhadap tentara atau kesatuan tempurnya melalui tindakan persuasif dalam simulasi-simulasi, latihan-latihan, simbol-simbol dan doktrin-doktrin yang diucapkan berulang-ulang.

No comments:

Post a Comment

Nggoleki ?

My Hearth

My Hearth
Moch. Arvin Shafa